Bagaimana bisa?





Lagi-lagi kamu datang tanpa diundang.
Lagi-lagi kamu bilang rindu, tanpa ada basa-basi.
Ahh, kamu ini.
Sungguh pusing aku dibuat karena kelakuanmu itu.

Kamu tahu tidak?
Butuh perjuangan yang sangat hebat untuk menghapus bayangmu dari hidupku.
Bukan, bukan maksudku melupakan kenangan akan kita.
Sebab, kenangan takkan pernah bisa dilupakan bukan?
Namun merelakan kepergianmu dan terbiasa hidup tanpamu adalah yang (harus) kulakukan setiap hari.
Memang tak dapat ku pungkiri, itu sangat tidak mudah.
Aku sangat kehilangan dirimu.
Disaat itu juga aku kehilangan sebagian dari diriku.
Aku kehilangan semangat saat pagi hari,
dan di malam hari aku kehilangan akal sehatku; dimana aku menangis terus menerus sampai akhirnya akupun tidak bisa menangis lagi.
Ahh, aku sangat benci kondisi pada saat itu.
Teramat sakit.
Teramat perih.
Teramat pedih.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya aku bisa melewati masa-masa itu; masa dimana aku hampir tak bisa bernafas setiap hari karena kepergianmu.
Kini, akupun mulai terbiasa tanpamu.
Akupun mulai menata hidupku kembali, karena cukup hatiku saja yang berantakan; hidupku jangan.
Akupun mulai lebih memilah-milih lelaki yang mendekati ku agar hatiku tak patah lagi.

Namun, disaat itu juga kamu datang (kembali).
Iya, kamu datang (kembali).
Kau bilang rindu padaku.
Tak hanya tentang sebuah rindu, adapula beberapa perkataanmu yang tak masuk diakal.
Tak tau mengapa aku bingung harus merasa senang atau sedih, sebab hanya perih yang ku rasa.

Bagaimana bisa kamu pergi meninggalkanku tanpa ada basa-basi, lalu kau datang kembali disaat aku sudah mulai melupakanmu?
Bagaimana bisa kau sejahat itu?
Bagaimana bisa?

Bukankah sudah cukup luka yang kau buat di hati ini?

Pertanda,
Wanita yang (sengaja) kau permainkan hatinya.

Komentar

Postingan Populer