Surat di hari kelima dalam tujuh hari
Selamat hari jum'at sayang, hari dimana (inshaAllah) ada berkah selalu. Meskipun tak dipungkiri kalau setiap hari adalah berkah dari-Nya.
Sayang, bagaimana kabarmu hari ini? Masih adakah segumpal kekesalan hatimu atas sikap kakak ospekmu yang sudah merendahkanmu? Apakah kau yakin dengan main fisik adalah jalan satu-satunya? Bukan, bukannya aku melarangmu. Aku pun tahu bahwa kau tak salah, tapi akan lebih baik jika dicari jalan keluar terlebih dahulu dengan bijak. Tapi balik lagi, ya itu urusanmu dengan dia dan Tuhan. Aku hanya mendoakanmu agar di dinginkan selalu kepala mu agar pilihanmu tak melibatkan serta merepotkan banyak pihak.
Sayang, kamu adalah lelaki yang aneh seaneh-anehnya lelaki yang pernah aku temui. Kaupun menyadari itu, meski kau seringkali menyangkalnya di depanku.
Bagaimana tidak? Kamu adalah lelaki yang gemar sekali akan melupa. Melupa akan beberapa hal yang pernah aku katakan. Bahkan dalam hal makan saja (yang menurutku itu kebutuhanmu) kau seringkali lupa. Dan kamu adalah lelaki cuek secuek-cueknya lelaki yang pernah aku temui. Bagaimana tidak? Kamu adalah lelaki yang jarang sekali menanyakan kabarku dan bagaimana kegiatanku, apakah seru atau tidak. Bahkan dalam hal penampilan (yang menurutku juga wajib) kau selalu cuek.
Tapi...
Kau selalu ingat kapan dan kemana kau harus pulang. Dan ingat bagaimana harus bersikap manis kepadaku. Meski aku tahu saat kau berada di duniamu, lupa dan cuek adalah satu paket yang kau lakukan terhadapku. Tapi sayang kau sadar, bahwa ada aku di duniamu.
Hey, ada kita di duniamu!
Sayang, aku mencintaimu dengan tulus. Aku tak meminta untuk kau sayangi balik. Hahaha itu mungkin adalah kata-kata paling munafik sedunia. Sebab orang selalu ingin di cintai balik oleh orang yang ia cintai. Tapi sayang, aku belajar dari seseorang bahwa apabila aku ikhlas dalam hal mencintaimu dan selalu menyertakan Tuhan di dalamnya. Insha Allah, bermil-mil jauhnya kakimu melangkah--kaupun akan pulang kepadaku; rumah yang selalu kau jadikan tempat keluh kesah serta tawa bahagia. Dan tempat dimana selalu bisa menopangmu saat kau terjatuh.
Dan di sepertiga malam tadi kau mengirimkan pesan singkat kepadaku "Terimakasih sudah selalu ada untuk aku disaat aku terjatuh. Aku sangat menyayangimu."
Sayang, seharusnya aku yang berterimakasih kepadamu. Setelah bertemu denganmu, aku mengalami banyak hal yang tak terduga dalam hidupku. Meski ini adalah awal dari perjalanan ku, namun aku sudah mampu sedikit demi sedikit menjadi orang yang lebih bijak dalam segala hal--meski kadang sifat kekanak-kanakan ku keluar; kau tak pernah lelah untuk sekedar mengingatkan. Kau selalu mensupport akan semua yang aku lakukan selagi hal itu positive. Kamu selalu bilang bahwa aku pantas di cintai oleh seseorang yang lebih baik darimu--tapi aku bilang kau pantas untukku. Hey sayang, aku lupa. Kita manusia tak seharusnya mengatakan pantas atau tidaknya tentang kebersamaan ini. Sebab, Tuhan lah yang lebih tau tentang pantas atau tidaknya tentang kita.
Oleh karena itu, aku selalu menyertakan namamu dalam doa--yang sebagaimana aku meminta restu kepada-Nya. Apabila memang kau jodohku, maka di dekatkan. Apabila tidak; maka kita pun harus selalu tawakal.
Sekali lagi akupun yang mengucapkan banyak terimakasih kepadamu.
Akupun juga menyayangimu.
Tertanda,
Si kecil
Komentar
Posting Komentar