Di Ruang Dimensi Lain
Selamat berbahagia di bulan yang (katanya) penuh dengan kasih sayang.
Semoga banyak kebahagiaan tiada tara melanda kalian para terkasih.
Di Bulan baru, penuh dengan harapan baru.
Entah, mereka yang meminta untuk diberikan kebahagiaan lahir dan batin atau diberikan kesehatan pikiran serta jiwa dan raga.
Namun, harapan ku selalu sama.
Tak hanya di Bulan yang baru, melainkan setiap hari.
Yaitu, lelakiku yang kini berada di ruang dimensi lain; dapat segera pulang kerumah.
Sebab, banyak sekali kekosongan disetiap sudut rumah yang harus ia isi.
Pernah sesekali ku memohon kepadanya untuk segera pulang,
dia hanya tersenyum dan lagi-lagi berkata manis.
Bodohnya aku, aku percaya dan terlena kerananya.
Dia bilang bahwa dia harus menyelesaikan semuanya.
Agar tidak ada yang tersakiti. (Padahal, akulah yang tersakiti)
Dan ia janji akan segera pulang.
Namun, bertahun-tahun bukankah waktu yang cukup untuk menyelesaikan semuanya?
Tak pernah kah sesekali terbesit di hatimu bahwa kau ingin pulang?
Pulang kerumah yang selalu kau bicarakan.
Dimana ada kita yang memenuhi setiap sudut ruangan.
Atmosfer diruang keluarga pun penuh akan canda tawa kita, sebab kita lupa bagaimana rasanya terluka.
Lelaki itu kupanggil dengan sebutan "Papah"
Pulang lah ke rumah, Pah.
Aku takkan marah, meski 17 tahun bukanlah waktu yang sebentar tapi aku janji aku takkan marah.
Karena rumah akan selalu terbuka untukmu.
Janganlah sungkan.
Pulang lah ke rumah dengan segera, Pah.
Pertanda,
Wanitamu yang selalu kau panggil "lovely daughter".
Semoga banyak kebahagiaan tiada tara melanda kalian para terkasih.
Di Bulan baru, penuh dengan harapan baru.
Entah, mereka yang meminta untuk diberikan kebahagiaan lahir dan batin atau diberikan kesehatan pikiran serta jiwa dan raga.
Namun, harapan ku selalu sama.
Tak hanya di Bulan yang baru, melainkan setiap hari.
Yaitu, lelakiku yang kini berada di ruang dimensi lain; dapat segera pulang kerumah.
Sebab, banyak sekali kekosongan disetiap sudut rumah yang harus ia isi.
Pernah sesekali ku memohon kepadanya untuk segera pulang,
dia hanya tersenyum dan lagi-lagi berkata manis.
Bodohnya aku, aku percaya dan terlena kerananya.
Dia bilang bahwa dia harus menyelesaikan semuanya.
Agar tidak ada yang tersakiti. (Padahal, akulah yang tersakiti)
Dan ia janji akan segera pulang.
Namun, bertahun-tahun bukankah waktu yang cukup untuk menyelesaikan semuanya?
Tak pernah kah sesekali terbesit di hatimu bahwa kau ingin pulang?
Pulang kerumah yang selalu kau bicarakan.
Dimana ada kita yang memenuhi setiap sudut ruangan.
Atmosfer diruang keluarga pun penuh akan canda tawa kita, sebab kita lupa bagaimana rasanya terluka.
Lelaki itu kupanggil dengan sebutan "Papah"
Pulang lah ke rumah, Pah.
Aku takkan marah, meski 17 tahun bukanlah waktu yang sebentar tapi aku janji aku takkan marah.
Karena rumah akan selalu terbuka untukmu.
Janganlah sungkan.
Pulang lah ke rumah dengan segera, Pah.
Pertanda,
Wanitamu yang selalu kau panggil "lovely daughter".
Komentar
Posting Komentar