Sayang, Perempuanku.
Tersabar, fierzenda.
Haiiii, selamat bermalam minggu untuk kamu yang ku panggil dengan sebutan Kak Zen.
Sudah lama ya, kita tidak menghabiskan waktu bersama.
Eh, wait.
Terlalu egoiskah aku saat mengatakan hal seperti itu?
Sebab, kita berada dalam satu pekerjaan yang mempertemukan kita setiap hari.
Maaf ya, aku terlalu banyak basa-basi.
Tapi serius, ini bukan hanya sekedar basa-basi.
Ini adalah Surat Cinta pertama yang ku tuliskan untukmu.
Kak Zen,
Aku langsung dibuat ketawa bila mendengar nama itu.
Sebab, banyak sekali kejadiaan lucu yang dibuat olehnya--terlebih memang dia tipe orang yang periang.
Namun, dibalik sikap periangnya ternyata ia menyembunyikan sesuatu.
Sesuatu yang sangat menyakitkan bagi dirinya.
Tak semua yang ia ceritakan kepadaku, dan akupun juga tak memaksanya untuk menceritakan hal itu.
Sebab, aku tahu rasanya seperti apa; menceritakan sesuatu yang sangat ingin dilupa.
Yang ada lukanya takkan pernah sembuh.
Kak Zen,
Bertubuh mungil namun gemuk. Rambutnya panjang menjuntai, dan bibirnya yang (katanya) mirip salah satu Artis Hollywood; Angelina Jolie.
Baru hitungan bulan kita saling mengenal, namun aku sangat menyayangimu lebih dari apapun.
Bodoh sekali ia (lelaki) yang meninggalkanmu, demi seonggok sampah.
Kau itu berharga.
Kau itu pantas untuk di cintai.
Jangan pernah takut untuk membuka hati, Kak Zen.
Biarkanlah mereka mencintaimu.
Setiap orang selalu punya cacat dalam kehidupannya.
Tak usah malu.
Cobalah untuk membuka hatimu, meski ketakutan untuk memulai sesuatu yang baru selalu menghantuimu.
Kau itu pantas untuk berbahagia.
Dan pantas untuk mendapatkan yang lebih baik.
Tapi maaf Kak Zen, aku (juga) pergi meninggalkanmu tanpa ada sepatah kata pun.
Aku merasa bahwa aku sama saja dengan mereka yang meninggalkanmu.
Sebab itu aku tak menghubungimu, dan enggan untuk menemuimu.
Aku takut.
Aku malu.
Tapi jujur, ini bukan kemauanku. Mungkin ini sudah jalan Tuhan, yang tak bisa aku mengelaknya.
Semoga di kemudian hari kita di pertemukan.
Semoga.
Pertanda,
(Mantan) partner kerjamu yang sangat menyayangimu.
Haiiii, selamat bermalam minggu untuk kamu yang ku panggil dengan sebutan Kak Zen.
Sudah lama ya, kita tidak menghabiskan waktu bersama.
Eh, wait.
Terlalu egoiskah aku saat mengatakan hal seperti itu?
Sebab, kita berada dalam satu pekerjaan yang mempertemukan kita setiap hari.
Maaf ya, aku terlalu banyak basa-basi.
Tapi serius, ini bukan hanya sekedar basa-basi.
Ini adalah Surat Cinta pertama yang ku tuliskan untukmu.
Kak Zen,
Aku langsung dibuat ketawa bila mendengar nama itu.
Sebab, banyak sekali kejadiaan lucu yang dibuat olehnya--terlebih memang dia tipe orang yang periang.
Namun, dibalik sikap periangnya ternyata ia menyembunyikan sesuatu.
Sesuatu yang sangat menyakitkan bagi dirinya.
Tak semua yang ia ceritakan kepadaku, dan akupun juga tak memaksanya untuk menceritakan hal itu.
Sebab, aku tahu rasanya seperti apa; menceritakan sesuatu yang sangat ingin dilupa.
Yang ada lukanya takkan pernah sembuh.
Kak Zen,
Bertubuh mungil namun gemuk. Rambutnya panjang menjuntai, dan bibirnya yang (katanya) mirip salah satu Artis Hollywood; Angelina Jolie.
Baru hitungan bulan kita saling mengenal, namun aku sangat menyayangimu lebih dari apapun.
Bodoh sekali ia (lelaki) yang meninggalkanmu, demi seonggok sampah.
Kau itu berharga.
Kau itu pantas untuk di cintai.
Jangan pernah takut untuk membuka hati, Kak Zen.
Biarkanlah mereka mencintaimu.
Setiap orang selalu punya cacat dalam kehidupannya.
Tak usah malu.
Cobalah untuk membuka hatimu, meski ketakutan untuk memulai sesuatu yang baru selalu menghantuimu.
Kau itu pantas untuk berbahagia.
Dan pantas untuk mendapatkan yang lebih baik.
Tapi maaf Kak Zen, aku (juga) pergi meninggalkanmu tanpa ada sepatah kata pun.
Aku merasa bahwa aku sama saja dengan mereka yang meninggalkanmu.
Sebab itu aku tak menghubungimu, dan enggan untuk menemuimu.
Aku takut.
Aku malu.
Tapi jujur, ini bukan kemauanku. Mungkin ini sudah jalan Tuhan, yang tak bisa aku mengelaknya.
Semoga di kemudian hari kita di pertemukan.
Semoga.
Pertanda,
(Mantan) partner kerjamu yang sangat menyayangimu.
Komentar
Posting Komentar