Teruntuk mamahku, tersayang..
Selamat pagi, mamahku tersayang..
Bagaimana kabarmu hari ini? Sudah sehatkah dirimu atas virus nakal yang (tidak) sengaja kutularkan padamu? maafkan aku yang sudah mempersulitmu.
Mamahku tersayang..
Aku tidak hebat dalam hal tulis menulis, terlebih menulis surat cinta; tapi kali ini aku beranikan diri untuk menulis surat cinta untukmu. Meskipun kosakata yang ku tuliskan tidak seindah yang lainnya, namun percayalah mah--aku tulus menulisnya untukmu.
Mamahku tersayang..
Aku rindu senyummu dipagi hari, saat kau menyiapkan bekal makanan untuk ku bawa pergi ke sekolah. Aku rindu sambutan hangat yang kau berikan, saat aku pulang sekolah dan merasa lelah. Aku rindu menjadi telingamu dikala kau sedang gundah. Namun apadaya, kini kau sedang terbaring lemah dikamar; berharap agar penyakitmu cepat diangkat oleh-Nya.
Mamahku tersayang..
Aku bukanlah tipe anak yang sering mengucapkan sayang kepada ibunya. Bukan, bukan karena aku tidak sayang padamu. Aku hanya tidak punya keberanian untuk mengatakannya langsung; entah mengapa rasanya sangat canggung bila aku mengatakan sayang padamu. Maafkan aku, mah. Karena ketidakberanianku ini, kau sering mengatakan bahwa aku tidak menyayangimu; padahal mamah-lah yang selalu ku selipkan namanya disaat aku sedang memanjatkan doa kepada-Nya.
Mamahku tersayang..
Lawanlah penyakitmu itu, mah. Meskipun hanya flu dan batuk, entah mengapa hatiku bagaikan teriris pisau belati yang sangat tajam; perih. Jangan pernah mau kalah dengan keadaan, mah. Sebab aku akan selalu ada untukkmu dan merawatmu dengan semampuku, akupun juga akan mencintaimu tanpa harus kau memintanya. Sebab; cinta seorang anak kepada orang tuanya takkan pernah lekang oleh waktu, bukan? Jadi, kuatkanlah dirimu, mah..
Tertanda,
Anak sulungmu yang sangat menyayangimu.
Bagaimana kabarmu hari ini? Sudah sehatkah dirimu atas virus nakal yang (tidak) sengaja kutularkan padamu? maafkan aku yang sudah mempersulitmu.
Mamahku tersayang..
Aku tidak hebat dalam hal tulis menulis, terlebih menulis surat cinta; tapi kali ini aku beranikan diri untuk menulis surat cinta untukmu. Meskipun kosakata yang ku tuliskan tidak seindah yang lainnya, namun percayalah mah--aku tulus menulisnya untukmu.
Mamahku tersayang..
Aku rindu senyummu dipagi hari, saat kau menyiapkan bekal makanan untuk ku bawa pergi ke sekolah. Aku rindu sambutan hangat yang kau berikan, saat aku pulang sekolah dan merasa lelah. Aku rindu menjadi telingamu dikala kau sedang gundah. Namun apadaya, kini kau sedang terbaring lemah dikamar; berharap agar penyakitmu cepat diangkat oleh-Nya.
Mamahku tersayang..
Aku bukanlah tipe anak yang sering mengucapkan sayang kepada ibunya. Bukan, bukan karena aku tidak sayang padamu. Aku hanya tidak punya keberanian untuk mengatakannya langsung; entah mengapa rasanya sangat canggung bila aku mengatakan sayang padamu. Maafkan aku, mah. Karena ketidakberanianku ini, kau sering mengatakan bahwa aku tidak menyayangimu; padahal mamah-lah yang selalu ku selipkan namanya disaat aku sedang memanjatkan doa kepada-Nya.
Mamahku tersayang..
Lawanlah penyakitmu itu, mah. Meskipun hanya flu dan batuk, entah mengapa hatiku bagaikan teriris pisau belati yang sangat tajam; perih. Jangan pernah mau kalah dengan keadaan, mah. Sebab aku akan selalu ada untukkmu dan merawatmu dengan semampuku, akupun juga akan mencintaimu tanpa harus kau memintanya. Sebab; cinta seorang anak kepada orang tuanya takkan pernah lekang oleh waktu, bukan? Jadi, kuatkanlah dirimu, mah..
Tertanda,
Anak sulungmu yang sangat menyayangimu.
Baru mampir udah suka sama tulisannya :)
BalasHapuswww.fikrimaulanaa.com
Aaaaaak terimakasih banyak :)))
BalasHapus