Kau Pasti Bisa

Ini bulan February.
Bulan yang (lagi-lagi katanya) penuh cinta dan kasih sayang.
Tapi awan mendung menghiasi rumah ku setiap hari, aku bertanya-tanya..
Ada apakah gerangan?
Ternyata eh ternyata, suasana hati mama ku yang sedang sendu.

Kau tahu tidak, rasanya melihat seorang ibu menangis di kamar sendirian?
Kalau kamu tahu, bersyukur lah..
Karena aku tidak tahu, ya sebab sakit aja tak cukup untuk mendeskripsikan rasanya melihat mamaku menangis.

Ma, ini adalah surat cinta untukmu yang ke-3 di tahun ke-3 aku mengikuti program menulis surat cinta di salah satu social media.

Mama, wanita kuat yang sangat aku banggakan.
Mama ku itu jarang sekali menceritakan apa yang telah membuat hatinya sakit.
Dia lebih sering menceritakan kehidupan dia semasa kecil dan sekolah. Akupun juga antusias mendengarnya.
Tapi, ma.....
Aku ini anak mu.
Aku ingin kau juga berbagi hal yang telah membuat kau punya itu hati sakit.
Mungkin aku tidak bisa membantu banyak, tapi itu akan mengurangi beban di hatimu walaupun hanya sedikit.

Ma, aku tau kau adalah wanita paling kuat (menurutku) dan aku tahu kau juga sudah lelah menunggu.
Tapi, bisakah kau mencoba menunggu sedikit lebih lama lagi?
Iya, aku tau..
Kau sudah tidak nyaman tinggal di lingkungan rumah kita, di karena kan ada beberapa orang yang tidak menghargai dirimu--sering bergosip di belakangmu.
Ingin sekali ku lontarkan perkataan yang akan membuat mereka menarik kembali perkataannya, tapi katamu itu hanya akan menimbulkan kericuhan.
Dan kau juga mengingatkan, kalau kita--termasuk mama; di besarkan dari keluarga yang baik.
Biarkan mereka yang tidak punya sopan santun, tapi kita jangan.

Jadi, bisakah kau menunggu sedikit lebih lama lagi?
Biarkan papa menyelesaikan tugasnya dan biarkan aku menyelesaikan kuliah ku.
Aku berjanji akan membuatmu bahagia, Ma.
Aku akan buktikan kepada mereka bahwa keluarga kita tidak seburuk yang mereka katakan.

Dan, keinginan kita tinggal di negara yang mempunyai 4 musim, sudah di depan mata. Kau hanya harus menunggu sedikit lebih lama lagi dan ku yakin kau bisa.
Demi impian kita.

Baiklah..
Tidak apa air mata terjatuh saat menulis surat ini, tetapi setelah surat ini di kirim--hanya akan meninggalkan jejak berupa senyuman.

Kamu cantik saat sedang tersenyum, Ma..


Regards,
Keke.

Komentar

Postingan Populer